Falsafah ini memiliki makna yang luas dan pemahaman yang mendalam.
Artinya, adat Minangkabau berlandaskan pada kitabullah yaitu Alquran.
Dari falsafah ini, jelaslah bahwa segala sesuatu yang diajarkan dalam Islam juga diajarkan dalam adat dan budaya Minangkabau.
Minangkabau adalah salah satu suku di Nusantara, yang secara administratif terletak di Sumatera Barat.
Secara geografis, wilayah kebudayaan Minangkabau meliputi Sumatera Barat kecuali Kepulauan Mentawai, sebagian daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia (Navis, 1984).
BACA JUGA:5 Kampus Negeri Tertua di Pulau Sumatera, Ada yang Sejak 1952, Palembang Termasuk?
Minangkabau memiliki wilayah yang cukup luas dengan keanekaragaman yang tinggi.
Semua aspek ini sangat terlihat dalam kehidupan sosial budaya masyarakatnya.
Mulai dari kepercayaan, bahasa, mata pencaharian, peninggalan, kesusastraan, serta sikap dan perilaku masyarakatnya, menjadikan Minangkabau sebagai pendukung kebudayaan yang sangat kompleks.
Selain itu, bentuk kesenian yang ada di Minangkabau terus hidup dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari segi kuliner, keunikan makanan masyarakat Minangkabau telah membuat nama suku ini terkenal di dunia, seperti halnya aroma harum makanan yang mereka buat dan nikmati bersama.
Etika Berbahasa Dalam Budaya Minang
Menurut Muslich (2007), etika berbahasa tercermin dalam tata cara berkomunikasi melalui tanda verbal atau tata cara bahasa dengan memperhatikan norma-norma budaya.
Etika berbahasa sangat erat kaitannya dengan pemilihan kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam suatu masyarakat.