"Jadi kalau kita kokoh dalam prinsip lalu jujur, itu generasi yang diharapkan, diidealkan dalam Al-Quran. Saya kira dalam agama lain juga punya bahasa yang hampir sama," papar Menag.
Pemberantasan korupsi yang dilakukan dengan bahasa agama, kata Menag, dapat menghasilkan generasi berprinsip dan jujur.
Ini menjadi gagasan kelima Menag untuk pemberantasan korupsi.
6. Pentingnya Keteladanan
Terakhir, Menag mengungkapkan bahwa pemberantasan korupsi memerlukan keteladanan.
"Keteladanan ini juga mahal. Bagaimana melaksanakan apa yang kita katakan. Jangan kita hanya pintar bicara tetapi tidak ada buktinya yang kita lakukan. Nah ini juga tantangan," kata Menag menegaskan
"Kita memang bukan malaikat, tapi jangan menjadi iblis," tandasnya.
Menag juga mengajak masyarakat untuk dapat membangun kesadaran bahwa yang dicari bukan banyaknya, bukan tingginya jabatan itu, bukan juga besarnya, tapi keberkahan.
"Ini membuat kita bahagia. Dan itu yang diamalkan negara-negara skandinavia. Filsafat hidupnya, itu kalau lihat satu persatu, filosofi masyarakatnya benar-benar yang dia butuhkan adalah ketenangan, keheningan, kedamaian," ungkap Menag.
"Jangan sampai kita memburu yang besar tapi kita tidak tenang, itu tidak ada artinya," pungkasnya.