6 Gagasan Pemberantasan Korupsi ala Menag, Nomor 2 Beri Tempat untuk Tokoh Agama

Senin 16 Dec 2024 - 22:31 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

"Masya Allah saya sangat bangga dengan Rektor-rektor kami dan para Kakanwil karena terjadi perubahan yang sangat drastis. Mereka mengerti dengan apa yang kami isyaratkan," sambungnya.

Hasil nyata pun mulai terasa.

BACA JUGA:Kemenag Berhasil Tingkatkan Indeks Kepuasan Jamaah Haji Tahun 2024

BACA JUGA:COMING SOON! Kemenag dan Baznas Jajaki Kerja Sama Support Perjuangan Mulia Guru dan Dosen PAI

Sebulan sejak ia memimpin Kemenag, sekitar 50 persen anggaran perjalanan dinas pun berhasil ditekan. 

"Tadi pagi saya dengan Pak sekjen, kira-kira angka penghematan kita karena memotong pertemuan-pertemuan internasional ini," terang Menag.

Menag juga mengaku tertarik dengan apa yang selalu dipesankan Presiden Prabowo bahwa kalau penghematan ini dilakukan di Indonesia, mencegah segala macam bentuk korupsi. 

"Maka kita bisa save sampai 40%, dan bayangkan selama ini 40% itu ke mana? Hanya dinikmati oleh segelintir orang," lanjut Menag.

BACA JUGA:Menag Yaqut dan Menhaj Tawfiq Bahas Persiapan Haji 2025, ini Jadwal Awal Kedatangan Jemaah di Tanah Suci

BACA JUGA:Kemenag dan Yayasan Bina Sahabat Gelar FGD Moderasi Beragama, Ini Isinya!

"Oleh karena itu, saya betul-betul ingin mengobsesikan bagaimana Kementerian Agama ini bisa menjadi contoh bagi institusi lain," sambungnya.

4. Jangan Ambil yang Bukan Haknya

"Sekali lagi kita jangan sampai mengambil apa yang bukan hak kita. Karena itu tidak berkah. Segala sesuatu yang tidak berkah, tidak ada manfaatnya," pesan Menag Nasaruddin.

Ini adalah gagasan keempat yang ditawarkan Menag Nasaruddin untuk pemberantasan korupsi. Kesadaran untuk menikmati sesuatu sesuai hak yang dimiliki, lanjut Menag, membantu seseorang untuk dapat hidup tenang dan damai.

BACA JUGA:Lowongan CPNS Kemenag 2024, Kuota Sumsel 339 Orang, Ini Rincian Formasi dan Tahapan Seleksinya!

BACA JUGA:Sukses Selenggarakan Ibadah Haji, Ini Arahan dan Pesan Kemenag OKU Timur

"Mungkin kita punya istana, mobil mewah, tapi kita duduk di kursi roda. Kenapa? Stroke. Kenapa Stroke? Stress. Kenapa stress? Dikejar-kejar. Kenapa dikejar-kejar? Terlalu banyak barang haram yang melekat dalam dirinya sendiri," tutur Menag.

Kategori :