PALEMBANG – Lunturnya original atau keaslian beberapa tari daerah khas Sumatera Selatan, salah satunya Tari Gending Sriwijaya mengundang kekhawatiran berbagai pemerhati.
Dua budayawan Sumatera Selatan (Sumsel) masing-masing RM Ali Hanafiah dan Elly Rudi yang juga maestro penari Gending Sriwijaya, dalam Seminar Tari Gending Sriwijaya di Graha Budaya, Taman Budaya Sriwijaya, Selasa (15/8/2023).
Seminar tersebut diselenggarakan UPTD Museum Negeri Sumsel dan Taman Budaya Sriwijaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel.
Tari Gending Sriwijaya merupakan tari yang melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima tamu dan menjadi simbol Batanghari Sembilan karena ditarikan 9 orang penari.
BACA JUGA:Batu Mustika Kelapa Dipercaya Bisa Menang Pemilihan Legislatif, Cek Faktanya
Hal ini dimaksudkan sebagai simbol perwakilan semua daerah dan suku-suku di wilayah Sumsel yakni Sungai Musi, Sungai Komering, Sungai Ogan, Sungai Lematang, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Kelingi, Beliti dan Batanghari Leko.
“Makanya Tari Gending Sriwijaya ini tidak boleh sembarangan ditarikan dan harus ditarikan 9 orang. Tidak boleh 3 atau 5 orang saja karena melambangkan Batanghari Sembilan yang alirannya harus terus mengalir,” jelas Elly.
Untuk itulah sambung Elly, di setiap gerakan Tari Gending Sriwijaya harus ditarikan dengan seluruh jiwa raga dengan gerakan sesuai ketukan dan mengalir seperti air sungai.
Tari Gending Sriwijaya memiliki filosofi gadis Palembang yang halus, luwes dan sopan.
BACA JUGA:Tidak Semua Tradisi Lekang oleh Waktu, Buktinya Pantauan yang Masih Terpelihara Hingga Kini
BACA JUGA:Inilah! 8 Kerumunan Manusia Terbesar Sepanjang Sejarah Dunia
Oleh sebab itulah, Elly mengajak semua pihak meluruskan pakem Tari Gending Sriwijaya ini sehingga tidak melenceng dari aslinya.
“Apalagi peminatnya cukup banyak, sehingga tetap harus dilestarikan seperti aslinya,” tegasnya.
Gerak pada tari Gending Sriwijaya didominasi oleh gerak membungkuk dan berlutut, dan sesekali melempar senyum sambil melentikan jari-jari kuku.