ARTIKEL KURMA: Toleransi Berniaga Kuliner di Bulan Suci Ramadan

Berniaga kuliner di bulan Ramadan secara umum tidak ada larangan namun harus memperhatikan prinsip yang disyariatkan--Sumber Foto: Freepik
Seperti dalam transaksi jual beli lainnya, pedagang harus menjaga kejujuran dalam menjual makanan, tidak mengurangi takaran atau menjual barang yang tidak baik kualitasnya.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mutaffifin yang artinya: "Kecelakaan besar bagi orang yang curang dalam menakar dan menimbang." (QS. Al-Mutaffifin: 1-3).
Maka, selama jualan dilakukan dengan adil dan jujur, hal ini diperbolehkan.
BACA JUGA:Bolehkah Mengerjakan Salat Tahajud pada Bulan Ramadan setelah Witir? Begini Penjelasan Buya Yahya
BACA JUGA:Berikut Ini Ketentuan Operasional LRT Sumsel Selama Bulan Puasa Ramadan 1446 H
3. Menghormati Makna Puasa
Puasa Ramadan tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan buruk, seperti berkata kotor atau berbuat zalim.
Pedagang yang berjualan selama Ramadan sebaiknya juga menjaga etika dan kesopanan dalam berinteraksi dengan pelanggan.
Mereka sebaiknya tidak menciptakan suasana yang tidak sesuai dengan kekhusyukan bulan suci ini.
BACA JUGA:Buah-buahan yang Jadi Pilihan Utama Bulan Ramadan, Pilihan Kamu yang Mana?
BACA JUGA:Bakar Lunjuk dan Lainnya, Tradisi Menyambut Ramadan Masyarakat Bengkulu yang Unik dan Beragam
4. Menjaga Harga dan Tidak Meningkatkan Harga secara Tidak Wajar
Selama bulan Ramadan, ada kecenderungan beberapa pedagang menaikkan harga makanan, terutama untuk takjil atau hidangan berbuka puasa.
Islam menganjurkan agar tidak ada penipuan atau eksploitasi dalam harga barang, terutama dalam bulan yang penuh berkah ini.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah akan memberikan rahmat kepada orang yang memudahkan urusan orang lain dalam jual beli." (HR. Bukhari).