https://palpres.bacakoran.co/

ARTIKEL KURMA: Toleransi Berniaga Kuliner di Bulan Suci Ramadan

Berniaga kuliner di bulan Ramadan secara umum tidak ada larangan namun harus memperhatikan prinsip yang disyariatkan--Sumber Foto: Freepik

1. Menghormati Umat Muslim yang Berpuasa: Pedagang kuliner harus menghormati umat Muslim yang sedang berpuasa dengan tidak menjajakan makanan atau minuman di depan umum, terutama di siang hari, jika itu bisa mengganggu atau menyinggung perasaan mereka.

Di beberapa daerah, banyak pedagang yang memilih untuk menutup toko mereka atau menyajikan makanan hanya setelah waktu berbuka puasa (maghrib).

2. Menawarkan Pilihan Menu yang Sesuai: Para pedagang dapat menawarkan menu makanan atau minuman yang sesuai dengan kebutuhan buka puasa atau sahur, seperti takjil, kurma, jus, atau makanan ringan yang dapat menyegarkan tubuh setelah berpuasa.

BACA JUGA:Tradisi Sambut Ramadan di Jambi dari Bantai Adat, Bheih Sulu Pasa, dan Antar Kembang

BACA JUGA:Adem! Jelang Bulan Suci Ramadan, Polisi di Tanjung Raja Bersih-Bersih Masjid

3. Kesadaran terhadap Waktu: Pedagang kuliner sebaiknya lebih peka terhadap waktu buka puasa.

Mereka perlu menyiapkan makanan tepat waktu, sehingga orang yang berpuasa bisa berbuka dengan nyaman. Sebagian pedagang memilih untuk membuka toko mereka setelah waktu berbuka puasa atau sahur.

4. Mengutamakan Keberagaman: Di bulan Ramadan, ada banyak umat yang berbeda latar belakangnya, dan dengan adanya toleransi, pedagang dapat menawarkan berbagai pilihan makanan yang tidak hanya mengakomodasi umat Muslim, tetapi juga umat lainnya yang tidak berpuasa. Hal ini menciptakan inklusivitas di pasar kuliner.

5. Mengurangi Gangguan di Tempat Umum: Di beberapa wilayah, ada kebijakan yang mengatur agar pedagang kuliner tidak membuat keramaian berlebihan di tempat umum selama siang hari, terutama di tempat yang dekat dengan masjid atau pemukiman Muslim.

BACA JUGA:Togak Tonggol dan Tradisi Lain Masyarakat Melayu Riau dalam Menyambut Ramadan

BACA JUGA:Dari 50 Ribu ke 80 Ribu, Harga Cabai di Lahat Meroket Tajam Jelang Ramadan

Dengan begitu, tidak ada gangguan bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa.

6. Promosi yang Sensitif: Pedagang harus bijak dalam membuat promosi atau iklan selama Ramadan. 

Menghindari promosi makanan yang bersifat menggugah selera atau menampilkan konten yang bisa dianggap kurang menghormati umat yang berpuasa.

Toleransi berjualan kuliner di bulan Ramadan bukan hanya soal menghormati umat Islam yang sedang berpuasa, tetapi juga soal menciptakan rasa saling pengertian dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang plural.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan