ARTIKEL KURMA: Toleransi Berniaga Kuliner di Bulan Suci Ramadan

Berniaga kuliner di bulan Ramadan secara umum tidak ada larangan namun harus memperhatikan prinsip yang disyariatkan--Sumber Foto: Freepik
Artikel berjudul Toleransi Berniaga Kuliner di Bulan Suci Ramadan ditulis oleh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang, Husin Rianda
Artikel Kurma ini merupakan hasil kerjasama Harian Umum Palembang Ekspres dengan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang.
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang, Husin Rianda--ist
Dalam hukum Islam, berjualan makanan di bulan Ramadan memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan.
Secara umum, tidak ada larangan untuk berjualan makanan selama bulan Ramadan, asalkan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip syariat, seperti berikut:
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Menyambut Bulan Suci Dengan Kesucian Lahiriah dan Batiniah
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Menyambut Tamu Agung Bulan Ramadan: Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Puasa
1. Tidak Mengganggu Ibadah Puasa
Penting untuk memastikan bahwa aktivitas jual beli makanan tidak mengganggu orang yang sedang berpuasa.
Hal ini termasuk tidak menjual makanan atau minuman di tempat-tempat yang terlihat jelas oleh orang yang sedang berpuasa, terutama di depan umum, yang bisa menimbulkan godaan bagi mereka yang berpuasa.
Namun, di negara atau masyarakat yang sudah memiliki kebiasaan tertentu, misalnya, menjual makanan untuk sahur dan buka puasa, selama tidak melanggar adab-adab puasa, maka hal ini dibolehkan.
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Memaknai Bulan Puasa Ramadan Untuk Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa
BACA JUGA:Ini Tradisi Mandi Suci Sambut Ramadan di Lampung : Blangikhan, Bulimau, dan Ngelop
2. Memperhatikan Kejujuran dan Kualitas Barang