Optimis Bipih Jemaah Haji Bisa di Bawah Rp56 Juta, ini Penjelasan Wamenag
Wamenag Romo HR Muhammad Syafii optimis Bipih yang bakal dibayar jemaah haji Indonesia di musim haji tahun 2025 bisa di bawah Rp56juta. --kemenag.go.id
“Jadi kalau ongkos pesawat bisa diturunkan karena avtur bisa dipotong keuntungannya, ini juga bisa makin menurunkan biaya haji secara keseluruhan,” tukasnya.
Kedua, negosiasi harga layanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).
Menurut Wamenag, Kemenag telah mengirimkan tim ke Arab Saudi untuk melakukan persiapan penyediaan layanan.
“Kalau pada tahun lalu harga layanan di Armuzna sekitar 18juta, ada arah bisa turun sampai ke 16 sekian juta,” sebut Wamenag.
BACA JUGA:Gara-Gara ini Presiden Prabowo Ingin Bangun Kampung Haji Indonesia di Mekkah
BACA JUGA:Kemenag Segera Buka Rekrutmen Petugas Haji 2025, Cek di Sini Persyaratannya!
“Itu artinya kemungkinan penurunan juga bisa,” timpalnya lagi.
Ketiga sambung Wamenag, negosiasi harga katering.
Tahun lalu, kata Wamenag, anggaran untuk katering sekitar SAR 16,5. Biaya ini kemungkinkan bisa diturunkan sampai SAR 15 atau SAR 14 per porsinya. “Itu kan berarti kemungkinan-kemungkinan penurunan ongkos haji itu sangat riil bisa kita wujudkan,” kata Wamenag.
“Itu kenapa kita kemarin yakin buat statement tahun ini ongkos haji insya Allah turun tapi dengan bentuk pelayanan yang lebih baik,” lanjutnya.
BACA JUGA:Indeks Kepuasan Haji Meningkat, Pansus Hanya Tekankan Revisi Regulasi
BACA JUGA:Demi Kepentingan Kursi, Keberhasilan Haji Tak Diapresiasi
Apakah penurunan harga ini akan berdampak pada penurunan kualitas layanan?
Wamenag yakin dan optimis bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.
Pasalnya, potensi penurunan harga disebabkan oleh iklim penyediaan layanan yang semakin kompetitif.