ARTIKEL KURMA: Mengenal Tiga Tingkatan Puasa yang Hakiki

Tingkatan puasa yang hakiki itu ada 3 yakni Shaum al-‘umum, Shaum al-khusus dan terakhir Shaum khusus al-khusus atau puasa yang istimewa--Sumber Foto: Freepik
Misalnya, betapa sering kita melihat orang yang berpuasa tetapi masih gemar bergosip atau marah-marah tanpa alasan yang jelas.
Puasa seperti ini, meski sah secara syariat, belum menyentuh dimensi spiritual yang lebih dalam. Puasa tingkat ini ibarat seperti seseorang yang membersihkan bagian luar rumahnya, tetapi membiarkan bagian dalamnya tetap kotor.
Kedua, Shaum al-khusus atau puasa orang khusus. Puasa tingkat kedua lebih tinggi dari sekedar menahan diri secara fisik.
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Memahami Tiga Fase Keistimewaan Bulan Ramadan, Mari Kita Amalkan
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Toleransi Berniaga Kuliner di Bulan Suci Ramadan
Pada tahap ini, seseorang tidak hanya menjaga perut dari makan dan minum, tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa.
Mata dijaga dari melihat hal-hal yang haram, telinga dijaga dari mendengar keburukan, lidah dijaga dari ucapan sia-sia, dan hati dijaga dari prasangka buruk.
Puasa tingkat ini membutuhkan kesadaran penuh dan keikhlasan dalam menjalankannya.
Misalnya, seseorang yang berpuasa pada tingkat ini akan berpikir dua kali sebelum membalas komentar negatif di media sosial atau menahan diri dari memandang hal-hal yang tidak bermanfaat.
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA! Dari Spiritual ke Sosial: Makna Puasa dalam Perspektif Tafsir Maqasidi
BACA JUGA:FULL 1 BULAN! Palpres-FSH UIN Raden Fatah Palembang Sajikan Kajian Keagamaan Selama Ramadan 2025
Puasa tingkat kedua ini mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada lapar dan dahaga, tetapi juga pada pembersihan diri secara menyeluruh.
Ketiga, Shaum khusus al-khusus atau puasa orang yang terkhusus (istimewa). Puasa tingkat ketiga adalah puasa yang paling tinggi dan sulit dicapai.
Pada tahap ini, seseorang tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa secara fisik dan menjaga anggota tubuhnya, tetapi juga membersihkan hati dari segala keinginan duniawi dan pikiran yang mengotori jiwa.
Puasa tingkat ini mengharuskan seseorang untuk sepenuhnya fokus pada Allah SWT, meninggalkan segala hal yang tidak berkaitan dengan-Nya, dan mencapai keadaan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).