ARTIKEL KURMA: Ramadan Momentum Mengembangkan Empati

Bulan Ramadan menjadi momentum dalam memperkuat empati karena dianjurkan untuk memperbanyak zakat dan sedekah--Sumber Foto: Freepik
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa empati di masyarakat Indonesia sedang mengalami penurunan.
Dr. Aprinus Salam, Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, menyatakan bahwa berbagai bentuk kekerasan dan konflik yang terjadi belakangan ini merupakan akibat dari minimnya budaya empati di masyarakat.
Menurutnya, rendahnya empati ini disebabkan oleh kurangnya akar kultural yang mapan di Indonesia, di mana banyak orang tidak lagi mau mencoba memahami perasaan dan posisi orang lain.
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA! Dari Spiritual ke Sosial: Makna Puasa dalam Perspektif Tafsir Maqasidi
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Toleransi Berniaga Kuliner di Bulan Suci Ramadan
Penelitian ini juga menyoroti bahwa pernyataan-pernyataan yang bersifat diskriminatif masih berkembang di masyarakat, seperti mengejek orang lain atau memandang orang lain sebagai "pendatang".
Hal ini memperbesar perbedaan antar individu dan menghambat terciptanya kultur empati.
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Ini adalah kualitas yang sangat penting dalam kehidupan sosial kita, karena empati memungkinkan kita untuk berhubungan dengan orang lain dengan cara yang lebih dalam dan bermakna.
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Memahami Tiga Fase Keistimewaan Bulan Ramadan, Mari Kita Amalkan
BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Peran Ramadan Dalam Pembentukan Karakter dan Spiritual Muslim
Tanpa empati hubungan manusia akan menjadi dangkal dan kurang bermakna.
Salah satu alasan mengapa empati sangat penting adalah karena empati membantu kita untuk membangun hubungan yang kuat dan sehat.
Ketika kita bisa memahami perasaan orang lain, kita bisa lebih mudah menanggapi kebutuhan mereka dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
Ini adalah dasar dari hubungan yang saling mendukung dan bermanfaat.