https://palpres.bacakoran.co/

ARTIKEL KURMA: Refleksi Nuzulul Quran : Wahyu sebagai Katalis Perubahan Sosial

Refleksi Nuzulul Quran menjadi bagian dari upaya besar dalam membangun peradaban yang lebih bermartabat dan berlandaskan keadilan--Sumber Foto: Freepik

Artikel berjudul Refleksi Nuzulul Quran : Wahyu sebagai Katalis Perubahan Sosial ditulis oleh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang, Ahmad Bahauddin. AM, M.H.

Al-Qur’an adalah wahyu yang penuh kemuliaan, bukan hanya sebagai petunjuk dalam kehidupan spiritual, tetapi juga sebagai cahaya yang membimbing manusia menuju peradaban yang lebih adil, berkeadaban, dan berlandaskan nilai-nilai ketuhanan.

Keagungan Al-Qur’an tidak hanya terletak pada isi dan ajarannya, tetapi juga dalam cara ia diwahyukan dan dampaknya terhadap sejarah umat manusia. Ketika Al-Qur’an dibawa turun oleh Malaikat Jibril, maka Jibril menjadi malaikat yang paling mulia.

Saat Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad, beliau pun menjadi makhluk yang paling mulia di antara seluruh ciptaan. Dan ketika Al-Qur’an diamanahkan kepada umat Nabi Muhammad, mereka pun menjadi umat yang terbaik di muka bumi, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an (QS. Ali Imran: 110), bahwa umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia karena mereka menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan beriman kepada Allah.

BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Dilema Ibu Hamil dan Menyusui: Qadha atau Fidyah?

BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Qadha dan Fidyah Dalam Bulan Ramadan

Nuzulul Qur’an bukan sekadar peristiwa turunnya wahyu pertama, tetapi juga menjadi titik awal dari perubahan sosial yang membawa peradaban menuju keadilan dan kesejahteraan.

Sebelum Al-Qur’an hadir, masyarakat Arab pra-Islam hidup dalam ketimpangan sosial yang dipenuhi ketidakadilan, diskriminasi, dan hegemoni kekuasaan. Kaum bangsawan menikmati hak istimewa, sementara kaum miskin dan budak terpinggirkan.

Dalam kondisi ini, Al-Qur’an hadir sebagai suara pembebasan, menyerukan keadilan, kesetaraan, dan martabat bagi semua manusia tanpa memandang latar belakang mereka.

Wahyu ilahi ini menegaskan bahwa manusia diciptakan setara, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari suku, ras, atau status sosialnya, tetapi dari ketakwaannya.

BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Lailatul Qadar, Meraih Keberkahan di Malam 1000 Bulan

BACA JUGA:ARTIKEL KURMA: Ramadan Sebagai Waktu Untuk Refleksi dan Komunikasi Keluarga

Perubahan Sosial yang Dibawa Al-Qur’an

Transformasi yang dibawa oleh Al-Qur’an tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga meluas ke berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, hukum, dan sosial.

Pada bidang ekonomi, Al-Qur’an melarang praktik riba (QS. Al-Baqarah: 275-279), bukan hanya sebagai aturan moral, tetapi juga sebagai bentuk reformasi sistem keuangan agar lebih adil dan berkelanjutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan