Realitas Kesantunan Berbahasa Gen Z Minangkabau di Era Digital, Bikin Mahasiswa Unand Lakukan Hal ini
Nilai norma kehidupan dan aturan dalam berbahasa, terutama dalam penerapan kato nan ampek, dapat tertanam dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.--wikipedia
Menurut Amri (2020), bagi orang Minangkabau, duduk, berdiri, berbicara, makan, minum, dan bahkan bertamu pun memiliki aturan adat yang disebut sopan santun dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Minangkabau.
Dalam kebudayaan Minangkabau, etika sangat penting agar anak-anak muda tahu bagaimana bersikap dan bertingkah laku sopan kepada orang lain.
Bahasa yang mereka gunakan haruslah sopan dan tidak menyakiti perasaan orang lain.
Menurut penulis, saat ini para remaja sering menggunakan bahasa yang tidak pantas.
Remaja berusia 10-19 tahun kadang-kadang berbicara dengan tidak sopan kepada lawan bicaranya.
Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.
Terlebih lagi, dalam adat Minangkabau terdapat Langgam Kata sebagai aturan berkomunikasi dengan lawan bicara.
Kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan semua kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
BACA JUGA:Kesantunan Berbahasa, Aset Penting bagi Mahasiswa di Lingkungan Kampus
Kebudayaan merupakan satu kesatuan yang saling terkait, baik itu dalam pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, maupun adat istiadat.
Dasar dari penelitian ini adalah adat istiadat Kato nan Ampek dalam suku Minangkabau.
Tanuwidjaja & Udau (2020) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah sistem ide yang mencakup ilmu pengetahuan (science), filosofi, ekonomi, politik, teologi, sejarah, dan segala bentuk ajaran, pendidikan sekolah, universitas, keluarga, kepercayaan/agama, pemerintahan, kebiasaan, permainan, olahraga, hiburan, musik, literatur, dan makanan.
Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan adalah suatu sejarah, dan dalam konteks ini, sejarah yang dimaksud adalah Kato nan Ampek dalam adat Minangkabau.